MORUT, Sulawesi Tengah - PT. Buminata Energi Perkasa (Application of Renewable Energi) telah membangun Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro ( PLTM) Tomata berkapasitas 10 MW atau 3x3.75 MW di Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pengerjaannya, sudah dilakukan sejak Agustus 2018 dan telah selesai pada bulan Mei 2022. Untuk normal operasional PLTM tersebut diperkirakan berjalan pada bulan Juli 2022. Demikian disampaikan Jabir selaku Kepala proyek PLTM Tomata kepada media ini dikantornya, Kamis (07/07/2022) .
Pihaknya menjelaskan pasokan ketersediaan daya pembangkit listrik PLTM di Desa Tomata ini, sangat maksimal dan berkapasitas besar bisa melayani untuk kebutuhan masyarakat dan industri di Morowali Utara.
"Ya pasokan tenaga listrik sudah tersedia dari pihak PLTM yaitu 10 MW, sementara daya yang diserap pihak PLN baru 1500 kW atau 12 persen saja. Padahal idealnya, daya yang harus di serap bisa sampai 80 persen, " terang Jabir.
Menurutnya, kondisi ini sangat merugikan pihak investor. Sebab, sejak pembangunan proyek PLTM tersebut dilakukan, harusnya pihak PLN sudahmemikirkan dan mempersiapkan jaringan Evakuasi Daya untuk menambah dan mengganti jaringan agar kebutuhan listrik ke pelanggan dapat terlayani.
"Tentunya kondisi ini sangat merugikan PLTM selaku investor, kami berharap agar pihak PLN memikirkan hal ini dan melakukan langkah maupun tindakan agar suplay daya ini bisa terserap sesuai harapan, " pungkas Jabir.
Hal senada disampaikan humas PLTM Tomata, Putra mengatakan dengan ketersediaan daya 10 MW tenaga pembangkit listrik dapat memenuhi kebutuhan pelanggan/masyarakat termasuk kebutuhan industri di Morowali Utara.
Baca juga:
Yan Mandenas Tinjau BTS 4G di Desa Wadibu
|
"Dengan jumlah kapasitas daya yang ada, tentunya sudah terpenuhi secara maksimal kebutuhan listrik masyarakat termasuk untuk kebutuhan industri, " ungkap Putra penuh optimis.
Dalam kesempatan yang sama kepala operasional PLTM, Hendrik Butar-Butar mengatakan, mesin pembangkit listrik ini adalah mesin yang sudah moderen buatan Jerman. Jadi, untuk kebutuhan listrik kita di Morowali Utara tidak ada masalah lagi, hanya saja serapan daya dari PLN masih sangat minim.
Saat ini, dikatakannya untuk mesin yang dioperasikan baru satu unit dari tiga turbin. Pihaknya berharap agar pihak PLN dan Pemda Morut, dengan ketersediaan daya tersebut dapat menambah daya penerangan jalan umum (PJU) dengan alasan kebutuhan masyarakat pelanggan. Karena, saat membayar melalui rekening/kwintasi tagihan listrik, ada potongan beban PJU dikenakan kepada pelanggan.
"Pertanyaannya, dana potongan beban listrik tersebut diperuntukan untuk apa, " ujar Bang Ucok sapaan akrabnya dengan penuh tanda tanya.
Salah satu masyarakat Mori Atas, Felix Peuru kepada media ini via telepon genggamnya sangat mengapresiasi pihak Owner/pemilik PLTM Tomata Hengky selaku investor yang bergerak di bidang kelistrikan yang telah memberikan dukungan nyata untuk pembangunan listrik di Morowali Utara.
Terkait sering terjadinya padam lampu di Morowali Utara, tidak sedikit alat elektronik yang mengalami kerusakan dan hal tersebut sangat merugikan pelanggan.
Sebagai masyarakat Morowali Utara sangat prihatin dengan kondisi listrik daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA) khususnya Tambang tapi listriknya hampir setiap hari terjadi mati-mati hidup.
"Seharusnya, pemangku kebijakan baik Eksekutif dan Legislatif harus segera menyikapi dan menindaklanjuti terkait persoalan listrik yang belum stabil saat ini, sementara pihak PLTM sudah siap distribusi daya pembangkit tenaga listrik secara optimal, " pungkas Felix Peuru Kader Partai Gerindra Morowali Utara itu.
(Apri Kelo)